Jumat, 13 Februari 2009

PROFIL SMP NEGERI 1 PANCALANG


Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Pancalang
Alamat : Jalan Raya Pancalang, Kec. Pancalang Kab. Kuningan
Telp : (0231) 3389267
NSS : 201021522027
NPSN : 20212030

I. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
1. Visi Sekolah :” Menuju Institusi SMP ( Etika, Estetika, Logika, dan Praktika) yang Religi dan berprestasi”
Indikator :
  1. Warga sekolah memiliki semangat berprestasi dan pembaharuan sesuai dengan karakteristik manajemen berbasis sekolah ( MBS ).
  2. Perolehan nilai akademis dan prestasi non akademis siswa meningkat dari tahun ke tahun
  3. Kegiatan ekstrakurikuler terlaksana secara optimal.
  4. Guru dan Karyawan bekerja secara professional
  5. Lingkungan sekolah yang bersih dan indah.
  6. Warga sekolah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai keimanan yang berlaku.
  7. Memelihara kerja sama dan kebersamaan
  8. Warga sekolah peduli terhadap lingkungan
  9. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
  10. Berbudi pekerti luhur yang dilandasi ketakwaandan keimanan kepada Allah SWT,
  11. Kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap sekolah

2. Misi Sekolah
  1. Mengembangkan manajemen berbasis sekolah untuk memberdayakan sekolah secara optimal sehingga tercipta kondisi manajemen sekolah yang memiliki karakteristik kemandirian, keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi stake holder, fleksibilitas, dan keberlanjutan.
  2. Meningkatkan kinerja warga sekolah melalui inovasi dan kreativitas dalam inpuit dan proses pembelajaran , serta memiliki komitmen , pemahaman dan kemampuan dalam melaksanakan tugas.
  3. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif untuk pelaksanaan kegiatan belajar – mengajar.
  4. Warga sekolah menjunjung tinggi nilai – nilai agama sehingga nuansa agamis dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah sesuai dengan nilai – nilai yang berlaku.
  5. Masyarakat mendukung sepenuhnya dengan program – program sekolah hal ini dibuktikan angka partisifasi orang tua dan pihak lain terhadap sekolah.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Pada tahun 2013 :
  1. Terciptanya manajemen sekolah yang memiliki ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu : kemandirian, keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi stakeholder, fleksibilitas, dan berkelanjutan.
  2. Implementasi Kurikulum KTSP 2006 berjalan sesuai dengan target ditandai dengan tercapainya kompetensi dasar sekurang-kurang 88% siswa menguasai, dan prestasi non akademis dapat berprestasi di setiap even yang diikuti pada tingkat Kabupaten dan propinsi.
  3. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif untuk terwujudnya sekolah sebagai komunitas belajar yang aman , asri dan nyaman.
  4. Terwujudnya suatu lembaga ( sekolah ) yang menjungjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan melaksanakan nuansa sekolah yang berbudaya islami
  5. Memiliki guru-guru yang dapat menggunakan berbagai variasi pembelajaran, penilaian, dan media pembelajaran.
  6. Terwujudnya partisipasi masyarakat yang optimal ditandai dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam input dan proses.

Selasa, 10 Februari 2009

belajar

Pengajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya suatu interaksi guru-siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru (Nana Sudjana, 2004: 43). Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari dua kegiatan utama, yaitu belajar dan mengajar. Pada kegiatan Belajar, siswa yang bertindak sebagai subjek dan guru sebagai fasilitator, dan mengajar dimana guru sebagai subjek dan siswa sebagai objek.

Komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar yaitu pengajar (guru), siswa (yang belajar), dan materi (bahan ajar) yang diberikan oleh pengajar (Soekartawi, 1995: 1).

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman (Hamalik, 2003: 154). Belajar pada hakikatnya adalah proses yang terus menerus dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya, dalam berbagai aspek kehidupannya dan dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan secara sadar.

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. (Muhamad Uzer Usman, 2006: 4)

Guru sebagai fasilitator dalam pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan kemauan siswa untuk belajar. Selain dituntut untuk menguasai materi, strategi belajar mengajar, pembawaan guru juga menjadi faktor yang mempengaruhi kesadaran dan kemauan siswa dalam belajar. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Mengajar itu adalah seni, ilmu pengetahuan dan sekaligus juga suatu pekerjaan yang memerlukan waktu yang banyak. Dikatakan seni, karena mengajar itu membutuhkan inspirasi, intuisi, bakat dan kreativitas. Dikatakan pula sebagai ilmu pengetahuan, karena dalam mengajar itu diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan (materi pelajaran) yang diberikan dan juga penguasaan terhadap keterampilan di dalam memberikan materi pelajaran tersebut (Woolfolk 1984, diacu dalam Soekartawi 1995: 2). Hal-hal tersebut harus dipahami dan dijiwai guru dalam profesinya sebagai tenaga pengajar.

Sebagai seorang fasilitator dalam proses belajar mengajar, guru harus mampu menjadi orang yang baik untuk digugu dan ditiru. Para guru yang selalu menunjukkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 1996: 137).